Maria Gani, Perempuan Minahasa Raih Gelar Doktor Farmasi di Usia Muda
- Maria Gani, Perempuan Minahasa Raih Gelar Doktor Farmasi di Usia MudaMANADO - Maria Apriliani Gani, perempuan asal Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara resmi mera
Sekitar Kita
MANADO - Maria Apriliani Gani, perempuan asal Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara resmi meraih gelar doktor ilmu farmasi di Universitas Airlangga (UNAIR).
Perempuan kelahiran Minahasa, 9 April 1999 ini, berhasil meraih gelar doktor ilmu farmasi diusia terbilang muda yaitu 24 tahun. Bahkan, dirinya menjadi wisudawan termuda dan terbaik jenjang S3 Fakultas Farmasi UNAIR yang meraih gelar tersebut dengan IPK 4.00.
Maria berkisah sejak dirinya menempu pendidikan S1, ia telah menaruh perhatiannya pada dunia penelitian. Bahkan kerap mengikuti berbagai ajang penelitian bergensi tingkat nasional, sampai mendapat beasiswa peningkatan kualitas publikasi ilmiah (PKPI) dari Kemendikbud-Ristek.
Melalui beasiswa tersebut, Maria berkesempatan melakukan penelitian di Seoul National University selama enam bulan, termasuk mengerjakan proyek penelitian dengan University of Rennes, Prancis yang kemudian mendapatkan bantuan mobilitas Sejour Scientifique de Haut Niveau (SSHN) dari Pemerintah Prancis.
"Melakukan penelitian di luar negeri bukan perkara mudah. Saya sempat merasakan kesulitan beradaptasi dengan budaya baru, tapi saya berhasil mengatasinya. Disana saya bisa mengenal teknologi-teknologi baru yang belum ada di Indonesia, termasuk banyak belajar mengenai kultur positif dan beberapa diantaranya saya terapkan di Indonesia," ungkap Maria.
Perempuan muda yang lahir dari Keluarga Gani-Tani, ayah Ilham Gani dan ibu Olvie Silvia Tani mengaku sangat senang dan bangga dengan capaiannya tersebut. Pasalnya, ia berhasil mencatatkan namanya sebagai salah satu doktor termuda di Indoensia, setelah perayaan ulang tahunnya yang ke-24.
"Ini menjadi kado ulang tahun saya yang ke-24. Lantaran yudisium sebagai doktor baru di bidang ilmu farmasi saya dapatkan lima hari setelah ulang tahun saya," ujarnya.
Maria menyebutkan studi doktoralnya melakukan penelitian dan mengembangkan biometerial berukuran nanometer untuk aplikasi defek tulang dengan tujuan mengatasi permasalahan mahalnya produk implan tulang inpor di Indonesia.
"Semoga hasil disertasi saya ini dapat menyumbang teori baru dalam bidang farmasi dan dapat bermanfaat bagi masyarakat Indonesia," tandasnya. (Mike)