Petani milenial ini sukses dengan kegiatan budidaya tanaman hidroponik dari Rooftop. (Foto:Istimewa)
Sekitar Kita

Kisah Inspiratif Anak Muda yang Sukses dengan Budidaya Tanaman Hidroponik

  • Kisah Inspiratif Anak Muda yang Sukses dengan Budidaya Tanaman HidroponikPetani milenial ini sukses dengan kegiatan budidaya tanaman hidroponik dari Rooftop. (F
Sekitar Kita
Mike

Mike

Author

JAKARTA - Angga Diandry petani milenial asal Jakarta sukses memanfaatkan rooftop rumah tantenya dengan melakukan bercocok tanam sawi, pakcoy dan kale dengan hidroponik.

Angga yang juga komika ini berbagi kisah awal menanam tanaman hidroponik sampai dirinya begitu mencintai tanaman tersebut dalam Live Instagram yang diadakan Demfram dengan tema Inspirasi Petani Milenial, dari Rumah untuk Indonesia Lebih Hijau.

Dalam Live Instagram Rabu (30/11/2022), Angga mengaku kalau dirinya mulai menanam tanaman hidroponik sawi, pakcoy, dan kale pada saat pandemi Covid-19.

“Dulu kan saya suka mengikuti acara standup comedy sehingga pekerjaan pindah ke daring. Saya sempat main game tapi dibully terus. Akhirnya saya mulai menanam hidroponik tapi belum berhasil. Sempat berhenti, saya mencoba lagi, hingga akhirnya memanfaatkan lahan di rooftop rumah tante saya ini sampai sekarang,” ungkap Angga.

Sejak saat itu, dirinya sering memposting tanamannya di media social. Karena kebiasannya itu, oleh teman-temannya sesama komika, Angga mendapat julukan Dewa Sawi atau Dewa Pakcoy.

Rooftop yang digunakan Angga untuk menanam hidroponik sendiri tidak terlalu luas, hanya sekitar 80 meter persegi. Tapi Angga berhasil memanfaatkan lahan tersebut dengan baik sehingga tanamannya bisa tumbuh dengan subur.

“Saya menanam tanaman seperti sawi, pakcoy, dan kale ini karena saya menyukai sayuran. Jadi setidaknya bisa kita konsumsi sendiri. Nggak usah berpikir tentang uang dulu,” kata Angga.

Menjadi petani milenial seperti dirinya, lanjut Angga, dibutuhkan kesadaran dan kesabaran. Apalagi menanam hidroponik yang memerlukan proses serta trial and error.

“Untuk menjadi petani dibutuhkan senang dulu. Jadi menjadi petani ini harus berangkat dari kesadarannya, bukan dari uangnya, gimana caranya secara sadar menanam dengan baik. Kalau salah, kita ulangi tahapan mana yang salah,” terangnya.

Seiring perjalanan, kata Angga, setelah menanam tanaman untuk dikonsumsi, dengan sendirinya bisa bergeser menjadi usaha yang mampu mendatangkan cuan. Tak heran, jika sekarang ia juga menjual tanaman hidroponiknya melalui akun Instagram ibukita.kebun.

Tanaman hidroponik segar milik Angga ini dijual dengan harga bervariasi. Angga membanderol pakcoy Rp40 ribu per ½ kilogram. Sementara sawi dan kale dijual dengan harga Rp45 ribu dan Rp50 ribu per ½ kilogramnya.

Ada beberapa tips dari Angga agar tanaman hidroponik bisa tumbuh dengan subur. Hal itu karena tanaman hidroponik tidak bisa sembarangan tumbuh.

“Jadi kita harus mengidentifikasi dulu ph tanah, kebutuhan tanaman akan sinar matahari, benih yang bagus, penggunaan pupuk yang benar, dan penyiraman yang tepat. Dari situ, kita akan menemukan porsi yang tepat,” tandasnya. (Mike)