Finansial &Teknologi

Akhir Desember 2022, Aset BSG Capai 20,17 Triliun

  • MANADO - Manajemen Bank Sulut Gorontalo (BSG), aset bank kebanggaan warga Sulut dan Gorontalo itu, mencapai Rp20,17 Triliun pada posisi akhir Desember 2022.Demi
Finansial &Teknologi
Joise Bukara

Joise Bukara

Author

MANADO - Manajemen Bank Sulut Gorontalo (BSG), aset bank kebanggaan warga Sulut dan Gorontalo itu, mencapai Rp20,17 Triliun pada posisi akhir Desember 2022.

Demikian pernyataan Direktur Utama BSG, Revino Pepah, di Manado. 

"Sampai dengan Desember 2022, total aset BSG mencapai Rp20,17 Triliun yang jika dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya asset BSG bertumbuh 9,20 persen atau naik Rp1,70 Triliun," katanya.

Dia menjelaskan, pertumbuhan kinerja BSG dari segi bisnis, total asset, modal inti, DPK, Kredit hingga laba netto mengalami pertumbuhan.

"Karena itu modal inti imyi BSG mencapai Rp1,72 Triliun, sampai akhir Desember 2022," katanya.

Jika dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya modal inti BSG bertumbuh 16,99 persen atau naik Rp250,47 Miliar.

Sementara, katanya, untuk dana pihak ketiga (DPK) sampai dengan Desember 2022 mencapai Rp16,18 Triliun. Angka ini naik 3,30 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya.

Selain DPK, katanya, penyaluran kredit BSG juga naik, hingga posisi Desember 2022 berhasil tersalur sebesar Rp14,50 Triliun.

Angka kredit tersebut tumbuh 3,21 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya atau naik sebesar Rp419,71 Miliar.

Sehingga,  laba netto BSG sampai Desember 2022 juga mengalami pertumbuhan sebesar Rp241,49 Miliar yang jika dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya bertumbuh 48,96 persen atau naik Rp79,34 Milliar.

Revino Pepah pun mengungkapkan menghadapi tahun 2023 ini, BSG l telah menyiapkan sejumlah strategi untuk meningkatkan pertumbuhan kinerja perbankan milik masyarakat Sulut dan Gorongtalo ini.

Dia menjelaskan yakni berupaya memenuhi modal inti sebesar Rp3 Triliun. Selain itu BSG pun menargetkan untuk mengembangkan layanan digital yang fokus pada captive market BSG.

"Ekspansi kredit saat bersamaan menekan pertumbuhan kredit bermasalah dan mewujudkan zero fraud," kata Revino.